Senin, 17 Desember 2012

Macam-Macam Ziarah Kubur


Macam-macam ziarah kubur:

1.     Ziarah Sunnah, dengan maksud mengingat mati, memberi salam dan mendoakannya.
2.         Ziarah Bid’ah, atau ziarah yang tidak disyariatkan, tidak pernah dianjurkan dan tidak pernah dilakukan oleh sahabat. Hukumnya haram, bila memohon kepada Allah, dengan melakukan shalat, membaca Al-Quran, kirim pahala, mengusap-usap, menyembelih binatang, membakar kemenyan, tirakat (i’tikaf), thawaf dan lainnya tetapi memilih kuburan sebagai tempat atau menghadap kuburan. “Jangan kamu duduk di atas kuburan dan janganlah kamu shalat menghadap kuburan”. (HR Muslim :1613)
3.     Ziarah Syirik, dan ini adalah puncak dari perkara yang haram, bila bermaksud menjadikan si mayit sebagai perantara antara dirinya dengan Allah, atau meminta langsung kepada si mayit. “Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata: ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan supaa mereka menjadi perantara yang dapat mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (QS Az-Zumar :3).
Sabda Nabi: “Janganlah kamu jadikan kuburanku sebagai ‘ied (hari raya, haul, dan keramaian) dan bershalawatlah kepadaku karena shalawat itu akan sampai kepadaku dimanapn kamu berada”. (HR Abu Dawud :1746)

Jika Rasulullah melarang kuburannya dijadikan tempat hari raya, haul, atau tempat kunjungan beramai-ramai, lalu bagaimana dengan kuburan umat sesudahnya? Tentu dilarang pula. Ini adalah bentuk penyimpangan manusia yang terbesar seperti yang pernah terjadi pada zaman Nabi Nuh tatkala kaumya mengagung-agungkan orang salih yang sudah meninggal yang pada akhirnya mereka berdoa dan beribadah kepada selain Allah. (Baca QS Nuh :23)
Juga pada zaman Nabi Ibrahim, dan pada kaum musyrikin Quraisy sebelum datangnya Nabi Muhammad. Bahkan baru berlalu beberapa abad sesudah wafatnya Nabi Muhammad, hampir seluruh jazirah Arab diliputi kembali fenomena ini, hingga datanglah para mujahid-mujahid yang memberantas kesyirikan ini dengan meratakan seluruh kuburan di Arab. Fenomena ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami kaum muslimin pada saat ini di seluruh belahan dunia (India, Pakistan, Iran, Malaysia, Afrika, Indonesia, dll)